Thursday, March 14, 2013

Perkembangan Teknologi Informasi

Telekomunikasi berasal dari 2 kata, yaitu tele dan communis (bahasa Latin). Tele berarti jauh, sedangkan communis berarti sama atau membuat kebersamaan. Jika disimpulkan, telekomunikasi berarti suatu proses penyampaian atau berbagi  informasi berbentuk pesan, ide, ataupun gagasan antara 2 orang atau lebih yang dilakukan dalam jarak yang jauh.
Bentuk-bentuk komunikasi terbagi menjadi 3 yaitu, komunikasi satu arah (simplex), komunikasi dua arah (duplex), dan yang terakhir komunikasi semi dua arah (half duplex). Dalam komunikasi simplex, hanya dapat mengirimkan pesan satu arah saja, contohnya pager.
Lalu pada komunikasi duplex memungkinkan terjadinya pengiriman pesan kepada dua belah arah secara bersamaan, contohnya telepon, sedangkan pada komunikasi half duplex, baik pengirim maupun penerima informasi dapat berkomunikasi dalam media yang sama namun secara bergantian, contohnya chat room.
Di dalam tekelomunikasi terdapat beberapa komponen penting, yang bila tidak ada maka telekomunikasi tidak dapat berjalan dengan lancar, antara lain: informasi (data yang dikirim/diterima), pengirim, media transmisi (alat sebagai perantara dalam mengirim dan menerima pesan), serta penerima.
Bentuk informasi pada umumnya terbagi menjadi 5, yaitu data, suara, teks, gambar, musik, serta gambar dan video. Contoh dari kelima bentuk informasi tersebut ialah teletext, telephone, telegraph,  television, radio, dan videophone.
Media transmisi dalam komunikasi jarak jauh ini mengubah sinyal pengirim (modulasi) agar dapat terkirim ke jarak yang jauh. Dalam mengubahnya terdapat 2 media yang dipakai, yaitu analog dan digital. Dalam penggunaannya, informasi yang diterima diubah ke dalam bentuk sinyal analog. Sinyal analog mengirimkan informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Sinyal analog memiliki 2 tolak ukur, amplitude dan frekuensi. Semakin tinggi amplitudo, maka semakin tinggi frekuensinya. Sinyal analog berbentuk gelombang listrik yang dihantarkan secara terus menerus lalu dikirimkan oleh media transmisi, kemudian diubah menjadi discrete (sinyal yang terputus-putus). Sinyal discrete ini dikodekan dalam bentuk sinyal digital yaitu “0” dan “1”. Sinyal digital tidak memiliki karakteristik, hanya seperti denyut nadi terpisah, baik dalam keadaan on maupun off. Hal ini membuat sinyal digital dapat menyampaikan informasi dalam suatu format tertentu dan ditafsirkan oleh komputer dengan jelas.
Unsur-unsur telekomunikasi antara lain telepon, satelit, dan seluler. Di sini akan saya bahas satu per satu.
 Telepon merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dan phone (suara) yang berasal dari bahasa Yunani. TPada 1871, Antonio Meucci mematenkan penemuannya yang memungkinkan adanya komunikasi berbentuk suara antara 2 orang dengan kabel sebagai media perantaranya. Penemuannya ini diberi nama sound telegraph. 6 tahun kemudian, perusahaan Bell mematenkan electro-magnetic telephone. Lalu pada tahun 1915, wireless telephone digunakan untuk yang pertama kalinya. Telepon tanpa kabel ini memudahkan untuk berhubungan lintas negara. Selanjutnya, wireless telephone ini disebut sebagai handphone atau telepon genggam.
3 April 1973, Martin Cooper, karyawan Motorola, disebut-sebut sebagai penemu telepon genggam yang pertama. Ia berhasil menyelesaikan telepon genggam pertamanya dengan bobot 2 kilogram.  Biaya produksinya pun masih sangat mahal, yaitu US$ 4.000 atau Rp 36.000.000,00
Satelit. Apa yang terbayang dalam otak Anda ketika saya menyebut kata satelit? Apakah satelit alam yang mengelilingi planet atau benda lain di angakasa? Atau satelit buatan seperti Indonesia, Palapa? Di sini kita akan membahas satelit buatan. Sebenarnyapa yang dimaksud dengan satelit? Definisi yang saya dapat dari berbagai sumber dapat disimpulkan menjadi suatu benda yang mengelilingi atau mengorbit benda lain dengan periode dan rotasi tertentu. Satelit pertama buatan manusia adalah Sputnik 1 yang diluncurkan pada 4 Oktober 1957. Satelit ini milik Soviet (sekarang Rusia) dan memicu terjadinya lomba ruang angkasa antara Uni Soviet dengan USA. Indonesia pun tak kalah saing dengan negara-negara maju, kita juga memiliki satelit yaitu Palapa A1 yang diluncurkan pada 1976. Nama Palapa ini kemudian dijadikan nama suatu proyek penting di Indonesia, yaitu Palapa Ring.
Palapa Ring merupakan suatu proyek pembangunan infrastruktur komunikasi berupa serat optik berskala nasional dengan total panjang kabelnya (darat dan laut) mencapai 57.087 kilometer. Awalnya, pemerintah Indonesia sudah membuat proyek pembangunan jaringan telekomunikasi nasional bernama “Nusantara 21” pada awal 1998, namun karena krisis ekonomi akhirnya proyek tersebut tidak dapat berjalan. Lalu pada Januari 2005, wacana “proyek” ini kembali diperbincangkan. Nama Palapa dipilih dari sejarah nusantara, yaitu Sumpah Palapa. Proyek ini dimulai pada 5 Juli 2007 yang ditandai dengan penandatanganan hasil konsorsium penjaringan serat optik di kawasan Indonesia Timur oleh tujuh operator telekomunikasi, antara lain PT. Indosat Tbk, PT. Bakrie Telecom Tbk, dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Proyek Palapa di KIT ini menghabiskan biaya sebanyak Rp 4 triliun. Seluruh dana pembangunan Palapa Ring berasal dari anggota konsorsium, tidak ada dana dari APBN (Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara).
Manfaat dari telekomunikasi tentunya mempermudah komunikasi, karena semakin berkembangnya teknologi maka perbedaan jarak sudah tidak terasa lagi. Misalkan si Anto berdomisili di Singapura ingin menghubungi Doli yang sedang kuliah di Jerman, mereka bisa menggunakan teknologi video chat yang membuat keduanya merasa dekat padahal berada dalam 2 benua yang berbeda. Selain itu telekomunikasi juga mempermurah biaya komunikasi, contohnya Skype, kita bisa melakukan video chat di Skype gratis, hanya memerlukan koneksi ke internet saja.

No comments:

Post a Comment